Hari itu mentari menyengat kulit kami. Blast menghentikan permainan kami.
"ayo mengungsi kedalam hutan" katanya mengelus lembut kepalaku.
"Bolehkah aku ikut berperang ?" tanya Raguna dengan wajah serius
"kalau raguna ikut, aku juga mau ikut " seruku mengangkat tangan dengan girang.
"hahaha. . .Mist, perang bukan permainan" jelas Blast
ku tundukan wajahku sambil tersenyum dan melangkah bersama yang lain ke dalam hutan.
pagi yang dingin datang aroma embun pagi dalam hutan serasa menyapaku. Segera ku berlari ke tenda Raguna untuk mengajaknya bermain tapi langkah ku terhenti mendapati tenda itu kosong.
Semangat ku tak hilang segera ku berlari ke sungai berharap raguna ada di sana. Sedang mengambil air, mencari ikan atau sekedar mandi. Langkahku terhenti di depan sungai bening di tengah hutan
"Mist, sedang cari apa ?" tanya nyonya sonia dengan segentong air di kepalanya.
"apa Raguna disini ?" tanyaku dengan mata yang terus berpetualang.
" Ra. .ra. .raguna ya ? Dia tidak kesini" jawab nyonya sonia gugup.
" Katakan saja jika Raguna pergi berperang dengan 25 orang lainnya saat bayangan berada di bawah bulan dengan membawa 5 panah 10 berpedang dan tombak" teriakku kesal
" Ba. .bagaimana kau tau, Mist ?"
" Aku. . . Ti. .ti. .tidak tau" jawabku yang kemudian terjatuh tak sadarkan diri.
Tahun demi tahun berlalu desa kami terdesak kami terus mengungsi, dan kini kami ada di hutan terlarang, tempat indah tempat tinggal para drakula dan para monster. 15 tahun sudah raguna meninggalkanku. Dia tak kembali, tak ada yang kembali tapi aku percaya raguna masih hidup dan itu pasti.
"Mist. . . " panggil Iris dari lembah
" ada apa iris ?" jawabku dari atas bukit
"Kuruna mencarimu, "
"ada apa ?" jawabku melompat dari atas bukit ke hadapan iris
"seperti biasa, bertanya " jawabnya yang berubah menjadi kalelawar putih yang cantik. Lalu terbang
sedangkan aku berlari , melompati jurang, melewati hutan menuju camp kuruna di dekat tebing gurun
"Mist, katakan semua yang kau tau tentang pasukan Inti Raja Hades" pinta kuruna tanpa basa-basi
"perempuan berambut biru (Bianca) dia mampu mengendalikan roh manusia, maupun para monster dengan berbagai cara, dialah otak yang membuat pasukan inti tunduk pada hades." kataku lancar.
"Kuruna, Kita harus segera mengambil tindakan" desak Ondurus yang terlihat cemas menerobos tenda.
"apa yang terjadi ?" tanya kuruna
"Hades, dia. . .dia sudah menghancurkan setengah hutan terlarang dan memperbanyak pasukan nya" timpal Zaid dengan luka di tangan nya.
"apa ? " sentak kuruna "kumpulkan semua pasukan" perintahnya
"Baik. . " jawab kami bertiga
ondurus dan Zaid segera keluar tenda,
langkah ku terhenti saat kuruna menggenggam tangan ku wajah nya terlihat cemas
"Mist, ini saat nya kau tau"
"tau apa ?" tanyaku heran
"Kau adalah "
"kuruna aku sudah menyiapkan pasukan" seru Zaid.
Kuruna melepas tangan ku dan pergi keluar.
"Baiklah ini saat nya kita rebut kembali tanah leluhur kita " seru kuruna
"YAA" Jawab semua orang dan para monster bersemangat lalu bergegas meninggalkan camp
"Kuruna, siapa aku ?" tanya ku menggenggam tangan nya
dia terdiam sejenak lalu memegang pundak ku,
"Kau lah belenggu 4 naga suci, hanya kau yang bisa menghentikan Hades" serunya di samping telingaku.
"jadi maksud mu akulah putri keabadian itu" sentak ku ."ti. . .tidak. . .tidak mungkin, kau pasti bercanda" Tawaku
kuruna hanya tertunduk,
"Ayo Mist" teriak Iris
"Ya. . ." jawab ku berlari menemui nya menuju pertempuran.
"Kau tidak boleh mati Mist" desah kuruna yang terdengar lembut di telingaku.
Lagi aroma mesiu dan darah tercium jelas di indraku,
"bawa korban terluka kembali ke camp" berulangkali suara itu terdengar
aku terus bertarung dengan teman pedang dan prisai seadanya
"Mist kuruna memerintah kau kembali" teriak Micah yang tak henti memainkan pedang nya
"Tidak akan" jawabku menahan serangan .
Suara pedang berhantaman terdengar riuh, raungan monster yang terluka terus mewarnai pandangan ku.
"Mist kembali" pinta iris
"tidak . . Aku mau bertarung" jawabku
sebuah perasaan aneh menyelimutiku raguna terasa sangat dekat dariku
"Hahahahaha hancurkan mereka" tawa seorang gadis yang memerintah para tentara Hades. "Tak salah lagi dia pasti. Bianca" fikirku berlari ke arah gadis berambut biru yang dengan santai tertawa di hadapan korban.
"HABISKAU BIANCA" Teriak ku mengayunkan pedang. Wajahnya terlihat terkejut seorang berjubah ksatria menahan serangan ku
"Sayang kau baik-baik saja kan" terdengar suara laki-laki yang tak asing bagiku itu itu suara Raguna
Lelaki berjubah Ksatria menengok ke arahku dengan sigap dia menyerangku.
"Sayang ? Apa aku salah ?" fikirku
serangan ksatria itu mengenai lenganku ,menyadarkan ku dari lamunan bodoh tentang raguna
"Mist sudah ku bilang kembalilah" teriak micah yang terlihat menyeramkan
"Micah ?"
sentak ku melihat nya kini bertarung dengan si ksatria, jantungku berdekup kencang, hati kecilku terus mengatakan dialah Raguna, sampai puncaknya Micah berhasil membelah topeng ksatria itu menjadi dua.
"RAGUNA" Kata itu spontan keluar dari mulut ku. Tanpa fikir panjang ku pegang tangan nya yang membuat ku smakin yakin dialah raguna, matanya terbuka.
"Mist" serunya menjatuhkan pedang
"ka. .kau masih hidup, a. .a. .aku percaya itu" seruku memeluk raguna dan menangis dalam dekapan nya.
Tapi tiba-tiba
"MIST MENYINGKIR"
Teriak Micah yang kemudian berbalik melawan monster.
*jLUb*
sebuah tusukan tajam mengenai perutku, rasanya sakit, pedih,Di tambah sbuah bisikan yang tak ku duga.
"namaku Laguna,"seru ksatria menarik pedang pendek yang tertancap di perut ku
to be continue
to be continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar