Rabu, 11 Juli 2012

Sipa...? Aku...?


Hohohoho Ayoo pooost Huhuhuhuhuhu
akhirnya post cerita juga yah....
cerita kali ini agak-agak lumayan lebayezsssh githu
ada romance, action-action gimanaaa gitunya juga....
huhuhu langsung aja deh
monggo dilalap

SANGGUPKAH AKU

            Malam ini hujan turun sangat deras petir menggelegar kuat menandakan keperkasaan nya lampu tiba-tiba padam seketika gelap gulita cahaya petir menerangkan bayangan seseorang di depan pintu.
“ Mario ?”
tak ada jawaban dari bayangan itu, bayangan itu mendekatiku dia Mario kekasih ku kekasih yang sangat aku banggakan ku cinta dan ku sayang dia memeluk ku hangat lalu mencium pipiku dan melepaskan tubuhku. ku tatap matanya tanpa kata dia pergi meninggalkan ku walau terus ku panggil namanya. tetap dia tidak membalikkan wajah nya ku coba mengejarnya namun kaki ini tak bisa bergerak Mario menoleh di umbarnya sebuah senyuman manis ke arahku lalu saat cahaya dan suara petir menggelegar bayangan nya menghilang entah kemana
“ Diana bangun diana “
“ ugh… bunda aku … Mario ..mana Mario “tanya ku seperti orang bingung
bunda tak segera manjawab airmatanya mengalir deras
“ bunda , bunda kenapa diana Cuma tanya Mario, Mario kenapa nda ?”
bunda tetap diam beliau memeluk ku bersamaan dengan suara hembusan nafasnya dia berkata dengan lembut
“ Mario sudah meninggal sayang “
seperti di terjang badai seorang Mario seorang kekasih tercintaku telah tiada.
“ gak..nda..gak Mario gak mungkin gak nda…” sentak ku sambil melepaskan pelukan bunda dan berjalan mundur menjauh
“ sayang dengar bunda”
“ mana buktinya nda “ sentak ku dengan airmata yang terus mengalir deras
suara telepon terdengar keras di belakang ku segera ku angkat ku ingat itu nomer rumah Mario seseorang di seberang sana berbicara padaku dengan isakan yang terdengar sesekali tubuhku lemas aku terduduk meninggalkan telepon yang tergantung di samping buvet lalu airmata yang deras itu berubah menjadi lebih deras lagi bunda memelukku dengan penuh cinta menoba menenangkan ku, namun apa daya aku tetap menangis dan sulit rasanya menghapus kesedihan itu aku bangkit dan berlari kedalam kamar mandi dan menguncinya dari dalam
“ diana , jangan begini Mario juga akan sedih sayang “
“ Mario jahat kenapa kamu tega ninggalin aku , kamu bilang kamu cinta sama aku kamu bilang kamu sayang sama aku tapi kenapa sekarang kamu, kamu ninggalin aku kaya gini kamu jahat Mario jahat “ sentak ku sambil terus menangis
tiba-tiba tubuhku terasa hangat aroma parfum Mario tercium di sekeilingku dan hembusan nafas yang biasa ku rasa kini berhembus lekat di leherku. mataku terpejam Mario memelukku dari belakang
“ jangan pergi “ desah ku
tanpa jawaban Mario melepaskan pelukan nya, ku coba menarik bajunya dan melingkarkan tangan ku di sekeliling pinggang nya dengan lembut dia memegang jemariku dan melepaskan kedua tangan ku, kini tubuh nya berbalik menatap lekat ke dalam mataku lalu memeluk tubuhku dengan hangat
“ diana … bangun “ desah kakak ku
“ kak reno, dimana aku ?”
“ di kamar , tadi kakak dobrak kamar mandi kamu pingsan di dalam “
‘ terus bunda di mana ?”
“bunda dia melayat ke tempat Mario “
“ gak… kak, tadi Mario ke sini dia peluk aku “
“ diana, Mario udah meninggal “
“ gak..aku gak percaya “
“ plak “ sebuah tmparan mendarat di wajah ku terlihat kak Reno menangis lalu memeluk ku
“ Diana lo seharusnya bisa menerima keadaan Mario sudah pergi kakak mohon ikhlasin dia “ desah nya
“ kakak , gak ngerti perasaan aku “ jawab ku mendorong tubuh kak reno
kak reno terdiam sesaat dia menarik tangan ku, membawaku ke garasi dimana mobil koleksi nya di parkirkan dengan rapih di pilih nya satu mobil berwarna silver dan membuka pintu nya dan memerintah kan aku masuk ke dalam nya
“ kakak mau bawa aku kemana ?“ tanya ku menatap nya
tapi dia hanya mendorongku masuk ke dalam mobil sport itu segera dia masuk dan memegang kemudi mobil itu melesat cepat melewati gerbang besar di depan dan meluncur mulus di jalan raya beberapa menit kemudian kak reno berhenti di depan sebuah rumah besar di daerah perumahan sangat sepi di sana kak reno keluar dan masuk lagi ke dalam dia melaju lagi di jalan raya .
“ apa yang mau kakak lakukan ?” desah ku
kak reno tak menggubris pertanyaan ku itu dan tetap melaju dengan santai kak reno berhenti di sebuah kompleks pemakaman dia menarik ku turun ku lihat di sana segerombol orang menangis membentuk lingkaran di dekat sebuah makam yang masih baru
“ apa ini ?” tanya ku berjalan mundur namun kak Reno menarik tangan ku dia menarik ku menuju gerombolan itu sebuahmakam bertabur bunga
“ gak…gak.. lepasin diana kak diana gak percaya ini semua “
“ diana kamu masih mau mengelaak kalau yang di dalam sana adalah jasad Mario “
“ Mario belum meninggal Mario masih hidup “ teriak ku sambil terus berusaha melepaskan tangan kak reno
“ reno kamu apa-apaan membawa diana kemari lepaskan tangan nya “ sentak bunda
kak reno melepaskan tngan ku, aku terjatuh dan tersungkur ke atas makam itu ku genggam tanah di sana dan menangis histeris
“ nak diana , sudahlah mario menitipkan ini pada tante “ seru ibunya Mario
wanita itu memberikan ku secarik kertas dan sebuah kotak merah muda yang cantik
“ to my sweet heart Diana stepha walace “ tulisan tangan yang indah ku buka kotak kecil itu  Sebuah kalung mutiara yang indah .
"Mario, " desahku masih menangis
" Diana, "
" Srak," ku buang kalung itu dan segera berlari meninggalkan pemakaman kak reno mengejarku dan berhasil menangkap ku lalu memeluk tubuhku
" maafin kakak, kakak gak bermaksud untuk buat diana tambah sedih kakak cuma mau diana tau kalau Mario memang sudah meninggal,"
" kakak diana masih belum bisa nge relain Mario kak "
"lebih baik kita tenangin diri kamu dulu"
kami pun segera naik Ke mobil kak reno melaju cukup kencang dia memandangiku dengan wajah bersalah.
" Diana gak papa kok kak " desahku masih berderai air mata
" maafin kakak ya " serunya menghentikan mobil di garasi sebuah vila di pegunungan lalu membukakan pintu untuk ku dan menuntunku ke dalam ini tempat yang strategis jika kau berjalan ke depan akan kau temukan lukisan alam yang indah sedang di belakang sebuah danau terbentang indah di sisi kiri dan kanan banyak taman bunga yang indah hati ku mulai tenang kak reno berdiri di belakangku ku balikan wajahku
"kak ayo pulang Diana udah baikan kok"
" kamu yakin ?"
" iya kak ayo kita pulang aja"
" ya udah kalau itu mau diana tapi yakin kan udah gak papa "
aku hanya menganggukkan kepala dan berjalan keluar dari vila matahari telah condong ke barat karena memang cukup lama aku melamun menatap danau mobil kak reno melesat dengan gagah
KEJUTAN TAK TERDUGA
tak butuh waktu lama kami sampai di rumah Kami keluar bersama kak reno terlihat heran memandang ke koleksi mobil sport nya
" kenapa kak ?"
"eh gak pa-pa cuma itu verary siapa yah kakak kan belum punya yang begitu"
an membuka pintu untuk kami " mau di gendong gak ?" tanya kakak
" mau " jawab ku
yang memang sudah biasa di gendong kak reno
lalu kakak berjalan menuju ruang keluarga
" aduh capek" desahnya
" ha.ha.ha siapa suruh nawarin"
" bunda besok rumah kita di renov di ganti move flor aja deh " seru kak reno
" reno ,reno "
" bunda " desahku memeluk tubuh bunda
" nda di depan itu mobil siapa ?" tanya kak reno
" oh itu , itu punya grandpha "
" hah ? Grandpha dimana nda dimana ?" tanya kak reno histeris
" sedang di lapangan golf di belakang " jawab bunda
kak reno segera berlari ke belakang.
" Diana sudah gak pa-pa ?" tanya bunda mengelus rambut ku
" iya diana udah mulai bisa menerima semua nya nda"
" itu baru puteri bunda sekarang mandi ya, pakaian kamu kotor nih "
"iya nda " jawabku bangkit dan menuju kamarku di lantai 3 segera aku mandi dan berpakaian ku duduk di kursi rias ku tatap wajahku di cermin dan perlahan menangis aku tertuduk tiba-tiba mataku terpana pada sebuah kotak kecil yang tak asing untuk ku,
perlahan ku buka kotak itu kalung mutiara yang indah yang tadi ku buang air mataku bertambah deras lalu ku tutup kotak itu dan menangis di atas ranjang ku
" Diana, "
" masuk"
" sayang ada apa "
" bunda kenapa sulit banget ngelupain Mario ?" sambil memeluk bunda
" sekarang ayo kita makan malam dulu grandpha kakak dan papa sudah menunggu di luar" ajak bunda aku menurut saja dan turun ke lantai 2
" Diana kenapa kamu makan nya begitu ?" tanya grandpha
" Diana gak papa kok" jawab ku
" grandpha punya kejutan untuk kamu, grandpa berniat menjodohkan kamu dengan cucu sobat grandpa teman SD mu sewaktu di amsterdam "
papa, bunda dan kakak terlihat sangat terkejut Mendengarnya tentu saja aku pun begitu
"brak " aku berdiri dan berlari menuju kamarku dan menangis di sana
" Diana, kakak mau bicara"
" masuk"
" kakak aku gak mau di jodohin kak " seruku memeluknya
" kakak juga gak ngerti kenapa tiba-tiba grandpa bilang gitu tanpa ngomong ke kakak "
aku hanya menangis
" kakak akan ngomong sama kakek " serunya berjalan keluar meninggalkan ku
ku kunci pintu kamarku dan berjalan ke balkon
" sebaiknya aku pergi" desahku berlari dan mengemas pakaian lalu menuruni tangga di samping balkon di sana
" oh bodohnya aku sampai lupa kalau rumah ku ini di jaga sangat ketat " sentak ku saat hendak menuju gerbang aku teringat masa lalu saat kakak dan aku menyelinap untuk pergi ke luar rumah lubang yang kami buat berada di ujung lapangan golf segera ku berlari kesana diam-diam sambil berharap lubang itu masih ada
" nona diana "
suara itu menghentikan langkahku
" nona mau kemana ?" lanjutnya
"aku aku mau ke ujung ujung lapangan " jawab ku
"mau apa nona ?"
" yah aku main peta umpet dengan kak reno" jawab ku lagi
" oh begitu "
" iya begitulah jadi tolong ya jika kak re mencariku bilang tidak tahu "
" oh iya baik nona "
aku pun segera meninggalkan wanita itu
" uh hampir saja " desah ku seraya mencari lubang di antara rimbun nya semak "ah ketemu " seruku kegirangan lubang yang cukup kecil ku coba masuk ke dalam nya sulit memang namun akhirnya berhasil ku lihat sekeliling sebuah hutan lindung pribadi milik keluargaku memang tak berubah masih indah dan asri
" syukurlah tadi aku membawa peta " seruku membuka peta di dalam tas
" kalau aku jalan ke utara aku bisa sampai jalan raya " aku berjalan terus untuk ke sana lelah rasanya tapi sesuatu dalam hatiku terus menuntun ku ke sana
"aduh haus aku lupa bawa minum " desah ku
" tin. .tin. .hey nona bisakah kau minggir " seru seorang cowo dengan lembut
" eh, ma. .maaf brak "aku pun tak sadarkan diri
" nona nona bangun " terdengar suara lembut di telinga ku
" Ma. .mario . . " desahku
" kau sudah bangun, tapi darimana kau tau namaku " agh. . Apa. .apa yang kau lakukan aku , ."
" tadi kau pingsan "
" ah dimana ini wah kau penjahat plak" aku mejerit dan menamparnya
" aduh, tunggu dengar aku dulu , aku bukan orang jahat " serunya
" bagaimana aku bisa percaya "
" kau bisa tanya pada polisi "
“Polisi tidak ah . ."
" hey kenapa kau tau nama ku "
" nama mu ? "
" yah Mario itu nama ku "
" hah ? ma. .mARio ?"
" iya "
aku pun tiba-tiba menangis dan membuat nya bingung " eh, jangan menangis, cup. .cup. .cup. . Bagaimana ini "
"enak saja cup. .cup kau kira aku bayi ?" gerutu ku
" lalu aku harus bagaimana ?"
otak ku pun berputar memikirkan sesuatu dan
" aha. . . Kruyugh" terdengar perutku berbunyi
"ha.ha.ha. Kau lapar ya"
" uh jangan tertawa donk" desahku jengkel
dia lalu pergi ke belakang dan mengambil sepotong sandwich dan segelas susu
" ini, untuk mu makan lah" perintahnya
" apa ini sarapan mu ?"
" yah aku baru membuat nya makan lah "
" uh jangan-jangan ada racun atau obat tidurnya " fikirku
" ya sudah kalau tidak mau " serunya memakan sandwich itu dan meminum susu putih yang terlihat enak itu
" kruyuk" suara perut ku terdengar nyaring
" ha.ha.ha. " dia berbalik dan mengambilkan sepotong sandwich untuk ku
" tidak pasti ada racun nya" fikirku lagi
" kalau tidak mau ya a a a" perlahan dia membuka mulut nya
" kruyuk " lagi-lagi perutku berbunyi, "sRak " ku rebut sandwich itu dari tangan nya dan memakan nya
" ini minum lah" perintahnya sambil memberikan segelas susu pada ku segera ku minum susu itu rasanya manis
" tidak mati kan " serunya
" maaf tadi aku mencurigai mu " seruku menunduk
" yah bukan masalah, "
" kau rapih sekali apa kau akan pergi ?"
" yah begitulah, "
" berarti aku juga harus pergi"
" memang kau mau kemana ?"
" entahlah aku bingung "
" kalau begitu tinggal saja di sini "
" memang boleh "
" kenapa tidak"
" wah, terimakasih"
" aku mau berangkat dulu yah bye " serunya meninggalkan ku
" mandi dulu ah, " desahku turun dari ranjang empuk itu aku tercengang melihat ruang depan apartemen itu bukan hanya berantakan tapi sudah tak berbetuk seperti ruang depan apartemen lagi aku berbalik ke kamar dan merapihkan nya lalu kembali ke ruang depan dan membereskan ruangan itu
"ugh lelah sekali rasanya akhirnya selesai juga " desahku memegang alat pel
ku langkahkan kakiku ke mini kitchen tumpukan piring dan gelas ada di sana menjulang tinggi seperti gedung saja ku cuci satu per satu ku lap dan ku letak kan di rak
"srak" tiba-tiba aku menyenggol sebuah buku resep
" wah sepertinya mudah" fikirku membuka lemari es yang penuh dengan susu, telur ,sayuran, buah dan minuman cola lain nya.
ku ambil telur dan sayuran di sana
" eh ada daging juga " desah ku lalu mengambilnya dengan panduan buku resep itu aku memasak dan akhirnya jadi sebuah masakan yang aromanya lezat ku cicip sedikit rasanya enak lalu ku tuang ke mangkuk dan merapihkan dapur. Dan meletakan masakan ku ke atas meja makan
" saat nya mandi tapi di mana kamarmandinya " desah ku lagi
di pencarian ku. ku temukan sebuah pintu di sana ternyata benar itu pintu kamar mandi
ku buka pakaian ku dan berendam di dalam nya tak lupa ku masukan sabun cair yang memang aku bawa dari rumah hangat relax aromanya membawa ketenangan setelah itu ku bilas tubuhku dan keluar dengan handuk yang melingkar di tubuh ini
aku sangat terkejut saat melihat sesosok pria sedang makan masakan ku ku lihat di sampingnya memegang senjata
" oh tuhan aku harus bagaimana " desahku berjalan berjingkat perlahan menuju kamar
" hey cantik mau kemana" seru pria itu memperegoki ku
" ghaa.aaa" teriak ku berlari
tapi dia menangkapku dan
"dor" terdengar suara tembakan dari arah pintu jantung ku berdekup kencang
" Mario , " desahku perlahan menangis dia melepas jas nya dan memakaikan nya ke aku lalu menuntun ku ke kamar
" pakailah baju mu biar aku urus yang di bawah saat kau keluar akan aku pastikan semua aman " serunya berjalan ke luar rasa penasaran ku muncul ku buka sedikit pintu kamar tak satupun orang ku lihat hanya suara letupan senjata tiba-tiba sebuah peluru menabrak pintu membuat ku sadar bahwa kamar ini anti peluru.
segera ku pakai baju ku ku angkat handphone di atas bufet segera ku tekan nomor kak reno
" bodohnya aku ,tidak mungkin aku menghubungi kakak " desahku
pintu perlahan di buka seorang pria masuk wajahnya jelek aku mundur selangkah dan membuka bufet di kamar dan ku temukan sebuah pistol aku tau dari berat nya pasti plurunya kosong
" pergi kau " sentak ku
" haha.ha nona ayo lah jangan menggeretak ku "
" dor" sebuah tembakan menembus jantungnya pria itu trsungkur dan ku lihat
Mario berdiri dengan gagah " Ma. .Mario kau "
" Mereka semua sudah mati, semua sudah aman"
" ehm aku"
" maaf ya membuat semuanya berantakan lagi" serunya dengan nafas ter engah-engah
" terimakasih kau telah menyelamatkan nyawa ku" seruku
pintu kembali terbuka lebih lebar sekelompok anggota kepolisian masuk ke dalam mata ku mendelik saat melihat kak reno di antara mereka
" Diana kau , kau disini aku mencarimu kemana-mana " seru kak reno memelukku
" kakak baju mu darah semua tuh" desah ku mencoba melepas pelukan nya
" komandan reno jadi dia "
" iya Mario dia Diana, adik ku yang sangat ku sayangi " seru kak reno
" ayo pulang" ajak kak reno
" gak Diana gak mau pulang diana gak mau di jodohin diana cuma cinta sama mario "
" tapi Diana mario udah gak ada dan kakak juga dukung kok apa yang di rencanain grandpha "
" gak mau Diana gak mau titik" sentak ku membanting pintu kamar Mario
" kak reno pulang aja ," teriak ku
" memang ini apartemen sapa? "
" Mario sih. Tapi kakak pergi aja " teriak ku lagi
" ok kakak pulang "
" eh tunggu jangan bilang bunda,papa,and grandpa ya kak" desahku
" iya. .iya . . Tenang aja" jawab kak reno
ku berjalan ke balkon rombongan kak reno kini sudah pergi meninggalkan TKP
ku buka pintu itu
" Mario, maaf ya "
" Gak papa kok, jadi kamu adiknya kak reno"
" iya begitulah "
" tok..tok.. Cleaning service"
" masuk," jawab Mario
" tolong rapihkan semuanya ya " pinta mario
aku hanya menatap ke arah darah di baju mario
" kenapa ?"
" ada darah " jawab ku
" sudah biasa, kok"
" maksud ku darah nya ada yang masih mengalir ayo cepat kita ke Rumah Sakit "
" Mungkin hanya robek biar aku jahit sendiri"
" kau gila ya nanti infeksi"
" baiklah ayo ke rumah sakit" ajak nya menarik tangan ku menuju lift aku sesekali ku lirik Mario wajahnya meringis kesakitan aku tak tega melihat nya tapi mau bagaimana lagi. Sesampainya di pelataran parkir.
Mario membuka pintu mobilnya
" tunggu, biar aku yang menyetir" pinta ku
" eh kau yakin ?"
" em. . ." sambil menganggukan kepala
ku nyalakan mesin mobil Merah itu dan berjalan keluar dari gerbang lalu melaju di jalan raya
" kau tau tempat nya ?"
" tentu saja aku tau ,"
" bisa cepat sedikit"
" as you wish" jawab ku memindah thot dan menginjak pedal gas kami pun sampai di sebuah rumah sakit.mario berjalan santai ke dalam
" Diana ?" sapa seseorang
ku tolehkan kepalaku
" Dokter Efendi"
" Ada apa anak ku ?" tanya nya
" aku minta tolong teman ku luka lengan nya "
" ayo ke ruangan ku" ajak nya
kami mengobrol sepanjang jalan sampai akhirnya sampai ke ruang praktek dokter
" kenapa dia bisa begitu "
"tadi tembak-tembakan "
" ha.ha.ha ayo masuk."
Dokter mEnyuruh mario duduk di tempat tidur nya dan meminta Mario membuka bajunya darah nya terus mengalir deras
" Diana kau mau coba bersihkan ?" tanya dokter
" eh uh iya boleh " jawab ku gugup
perlahan ku bersihkan darah mario tepat di lengan nya wajah mario meringis ke sakitan
" wah tubuh mario besar juga ya, jadi seram aku tapi trimakasih ya kau sudah menyelamatkan nyawa ku" batin ku
" aduh," sentak nya reflek memegang tangan ku
" maaf maaf " pintaku melepaskan tangan nya
" Diana sudah ?"
" ya dokter sudah selesai nih " jawab ku
dokter mulai mengambil per alatan nya dan mulai menjahit lengan Mario Wajahnya terlihat Kesakitan sudah 2 jam akhirnya luka itu tertutup juga dokter memberi resep obat pada ku
" sini aku baCa" serunya meminta kertas di beranda rumah sakit
" ah obat ini aku sudah punya " lanjut Mario
" eh, jadi tidak di tebus"
" tidak, ayo pulang saja tangan ku sakit"
" iya " jawab ku masuk ke mobil
" aku yang nyetir" seru ku
" ha.ha.ha. Kau ini, "
di jalan
" Mario itu siapa ?" tanya nya
" dia pacar ku "
" lalu , apa yang terjadi padanya "
" dia meninggal, dalam kecelakaan saat pergi ke tempat teman nya "
" aku ikut berduka"
" ya, trimakasih, lalu sebenarnya apa pkerjaan mu ?"
"aku polisi, tapi lebih tepatnya agen rahasia "
" kakak ku pernah cerita hanya orang tertentu yang bisa menjadi agen rahasia " " ha.ha, tidak juga "
"berapa umur mu ?"
" 17 tahun 96 hari"
" cit" ku rem mobil mendadak
"ha 17 ?"
" aduh kau ini iya 17, kau juga kan ?"
" iya aku juga tapi"
"apa ?"
" sudahlah"
" muda sekali , hebat " desahku menyetir mobil pulang ke apartemen Mario masih meringis sepanjang jalan kami pun akhirnya sampai di apartemen dan menuju blok Mario, ku buka pintu dan mario segera menjatuhkan tubuhnya ke sofa tangan kirinya di letak kan ke mata.
" Ma.rio,"
" z.z.z"
" eh dia tidur, pasti karena obat "
rasanya gak tega melihat mario begitu karena aku lah yang membuat lengan nya terluka ku berjalan ke kamar dan mengambil selimut, baju mario penuh darah dia telah menyelamatkan nyawa ku
" ting. Tong" suara bel berbunyi aku berjalan mendekati pintu itu kak reno
" ada apa kak ?" tanyaku saat membuka pintu
" Mario mana ?"
" dia sedang tidur"
" oh tidur ya bisa kau bangun kan ?"
" tidak"
" diana ini penting"
" apa nyawa mario gak penting"
" kamu gak tau diana ini lebih penting "
" maaf , ada yang bisa ku bantu ?"
" mario" sentak ku
kak reno menatap ku segera aku pergi dari tempat itu ,ku hentikan langkahku dekat ruang depan di balik tembok yang berlubang
" Mario, apa kau bisa menjaga Diana"
" maksud komandan ?"
" penyelidik sudah menemukan siapa orang di balik penyerangan ke apartemen mu ini "
" siapa komandan"
" zandhel, "
" hah ? Bukan nya dia sudah mati ?"
" kita salah zandhel masih hidup, dan dia berniat menculik diana"
" kenapa harus nona diana "
"yah, karena hanya dia yang tau kode gudang kakek ku, di pulau 626"
" gudang ?"
" benar gudang yang berisi Tank, rudal, senjata, granat, bom, sampai senjata nuklir "
" hah, aku ?" desah ku terkejut
" siap komandan aku akan melindungi nona diana dengan nyawa ku" seru Mario memberi hormat
" Mario bisa kau tak panggil ku komandan "
" iya maaf kak "
segera ku berlari ke kamar
" kode ? Kode apa aku gak tau apa_apa "
dengan segenap keberanian segera ku keluar dari kamar
“ kakak apa kode yang kalian bicarakan itu ?” sentak ku
“ diana “ seru kak reno mengacak acak rambut di kepalaku
“ aku serius kak “ sentak ku
wajah kak Reno mulai serius dia menatap ku tajam
“ hanya kamu yang tau “
“ eh…aku ???”

~Bersambung ....hohohohoho~